Bakhil dan Kikir Penyebab Kesulitan Hidup
Siapakah pada saat ini insan di dunia yang
tidak mengalami kesulitan hidup? Kesulitan hidup , baik itu dari
aspek ekonomi maupun sosial bisa menerpa siapa saja seseorang, keluarga ataupun
masyarakat. Kesulitan hidup itu disebabkan antara lain karena melakukan
tindakan maksiat. Maksiat yang dimaksud disini adalah bukan saja yang
sering diartikan orang sebagai perbuatan asusila saja, tapi bentuk
ketidak taatan manusia kepada apa-apa yang diperintahkan Rabbnya.
Sepahit
dan sesulit apapun kehidupan dunia maka itu tidak akan kekal, yang kekal
adalah kehidupan akhirat, Jadi , sebaiknya kita ketahui apa saja yang bisa
menyebabkan kesulitan hidup kelak di akhirat yang pedih lagi kekal
Salah satu penyebab kesulitan hidup adalah; BAKIL DAN KIKIR.
Allah
berfirman :
“ harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat..” (Ali Imran : 180)
Maksudnya, Allah akan menjadikan harta yang ia
bakhil menginfakkannya sebagai beban di pundaknya pada hari kiamat. Dalam
Shahih Al Bukhari disebutkan satu hadits dari Rasulullah saw :
Dari Abu Hurairah r.a. : bahwa Rasulullah Saw
bersabda : “ Barang siapa yang diberikan oleh Allah harta
kepadanya , kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, maka ia akan berwujud ular
yang sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar,
kemudian ia berkata, “ saya adalah harta simmpanananmu.” Kemudian
Rasulullah membacakan ayat ini , sampai akhir hayat (mutttafaq
alaih)
Firman
Allah ;
“ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari
karunia-nya, mereka kikir dengan karunia itu dan ia berpaling dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) (at
Taubah : 76)
Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalam yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan
pahala yang terbaik ..(al Lail : 7-9)
Menafsirkan
ayat di atas , Ibnu Abbas berkata, “ Bakhil dengan hartanya dan tidak mau
menyembah Allah’SWT , tidak percaya terhadap surga dan nikmatNya, maka akan
Kami persiapkan untuknya nasib yang menjadikannya dalam kesusahan yaitu
kehidupan yang sulit di dunia dan akhirat. Ia adalah jalan kejahatan.” Para
ahli tafsir berkata,” jalan kebaikan disebut sebagai jalan kemudahan, karena
akibat yang akan dialaminya adalah sebuah kemudahan yaitu masuk surga .
Dan dinamakan jalan kesusahan, karena akibat yang akan ia rasakan adalah
kesusahan yaitu masuk neraka jahanam.
Firman
Allah ‘
‘Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak
kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan
menampakkan kedengkianmu. Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk
menafkahkan (hartamu) pada Jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir
dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap diri nya sendiri.
Dan Allahlah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang-orang yang
membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling , niscaya Dia akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).(muhammad
; 37-38)
Maksudnya
, barang siapa yang bakhil, tidak mau mengeluarkan infak di jalan Allah, maka
sesungguhnya mudharat yang diakibatkan karena ia bakhil akan kembali kepada
dirinya sendiri. Karena ia sendiri yang menghalangi pahala dan balasan dari
Allah. Allah tidak membutuhkan infak yang kita keluarkan. Bahkan kitalah
yang butuh terhadap harta tersebut. Jika berpaling dari taat kepada Allah
dan tidak mengikuti perintah-perintahNya maka Ia akan menggantikan posisi
kalian dengan kaum yang lain yang lebih taat kepada Allah daripada kalian.
Firman Allah,
“ Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya , maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (ath Thagabun : 16)
Maksudnya
, orang-orang yang dijaga oleh Allah dari sifat bakhil dan jiwa mereka dan
dijauhkan dari pengaruhnya (dengan mengikuti hawa nafsu) , maka mereka berbeda
dengan golongan lain yang tidak menyukai untuk infak, mereka itulah
orang-orang yang akan Allah selamatkan dari siksaan-Nya.
Dari Jabir Inu Abdillah r.a. bahwa Rasulullah saw
bersabda,” Jauhilah perbuatan zalim,
karena kezaliman akan membawa kegelapan di hari kiamat. Dan jauhilah dari sifat
kikir dan tamak , karena ia telah menghancurkan umat sebelum kalian. Ia telah
mendorong mereka menumpahkan darah saudara mereka sendiri dan menghalalkan
kehormatan mereka.. (HR Muslim)
Perbedaan
sifat bakhil dan dermawan sebagaimana yang diungkapkan oleh sahabat Abu
Hurairah r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasululah saw bersabda,”
Perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang mengeluarkan infaknya seperti dua
orang yang mempunyai dua kantong yang terbuat dari besi yang panjangnya
dari dada mereka hingga di atasnya. Ada pun orang yang suka berinfak, ia tidak
mengeluarkan infak kecuali sampai semua yang ada dalam kantong habis, sehingga
jari-jari tangannya tertutup ketika ia mengambil hartanya untuk infak atau
tidak ada lagi tersisa sesuatu pun dalam kantongnya . Ia akan menjadi penghapus
dosa-dosanya hingga tidak ada bekas sedikitpun. Adapun orang yang bakhil , ia
tidak mau mengeluarkan infak kecuali semua anggota badannya akan saling lekat,
ia berusaha melebarkannya tetapi tidak mampu juga “ (muttafaq ‘alaih)
Makna hadits tersebut,
Bahwa
orang yang mengeluarkan infak itu akan terasa lapang hidupnya dan lebar
jiwanya, sehingga ia mampu menarik yang ada dibelakangnya dan membawa kedua
kakinya serta semua bekas perjalanan dan langkahnya . Imam Al Khattabi
berkata,” Ini adalah perumpamaan yang disampaikan oleh Rasulullah saw tentang
dua orang yang suka mengeluarkan infak dan orang yang bakhil seperti dua orang
yang ingin memakai baju perang( tameng ) untuk melindungi dirinya dari serangan
senjata musuh. Kemudian mereka memakainya di atas kepala. Tameng biasanya
dipakai mulai dari atas kepala hingga menutupi dada, sampai kedua tangannya
tertutupi. Demikanlah orang yang mengeluarkan infak seperti orang yang
memakai tameng yang lebar hingga menutupi semua anggota badannya. Dan
perumpamaan orang yang bakhil sperti orang yang memangku tangannya hingga
sampai kepundaknya. Setiap hendak ia memakainya, ia harus mengumpulkan
tangannya ke pundak. Inilah maksudnya bahwa orang yang dermawan ketika
hendak berinfak dadanya lapang , tidak terhalang, jiwanya bersih , pun
rezekinya menjadi bertambah banyak. Sedangkan orang bakhil, jika dikatakan
tentang infak, ia akan merasa tamak dan rakus, seakan dadanya sempit dan
tangannya selalu tergenggam.*
-Ustadz
Yaasir Syalabi-
Sumber : eramuslim.com